JAKARTA, - Emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk EXCL, mencatatkan penurunan laba bersih secara tahunan pada 2022. Ini terjadi meskipun pendapatan perseroan meningkat. Melansir dokumen laporan keuangan perusahaan, EXCL membukukan laba bersih sebesar Rp 1,11 triliun pada tahun lalu. Realisasi ini merosot 13,95 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,29 triliun. Koreksi laba bersih itu dicatatkan meskipun EXCL membukukan kenaikan pendapatan sebesar 8,92 persen secara tahunan year on year/yoy. Tercatat pada tahun lalu perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp 29,14 juga Cara Nasabah Bumiputera Mendapatkan Pembayaran Klaim Manfaat yang Tertunda Namun, kenaikan pendapatan itu diikuti dengan pertumbuhan beban perusahaan. Kenaikan beban perusahaan dicatatkan dalam berbagai pos. Pada pos beban penyusutan terjadi kenaikan sebesar 6,15 persen menjadi Rp 10,57 triliun. Kemudian, pada pos beban interkoneksi dan beban langsung lainnya melesat 87,24 persen menjadi Rp 2,88 pada pos beban gaji dan kesejahteraan karyawan naik tipis 1,98 persen ke Rp 2,62 triliun. Selanjutnya, beban umum dan administrasi naik 18,12 persen ke Rp 352,69 miliar. Baca juga Jokowi Akan Ajak Investor ke IKN Nusantara Akhir Februari, Bagaimana Progres Pembangunannya? Dengan berbagai kenaikan pos tersebut, EXCL mencatatkan total beban sebesar Rp 25,13 triliun. Realisasi ini meningkat 10,41 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 22,76 triliun. Tercatat hingga akhir 2022, XL Axiata memiliki aset sebesar Rp 87,28 triliun. Nilai ini naik 19,96 persen secara tahunan dari Rp 72,75 triliun. Baca juga 19 Maskapai Bakal Tebar Promo Tiket Pesawat, Cek Jadwalnya Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

PT XL Axiata Tbk XL Axiata berhasil melalui tahun 2021 yang penuh tantangan dengan baik. Meskipun kompetisi di industri tetap sangat ketat, dan daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih sebagai dampak dari pandemik COVID-19, perseroan mampu menjaga performa mencatatkan pendapatan sebesar Rp26,8 triliun, meningkat 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu YoY. Selain pendapatan yang meningkat, perseroan juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp1,3 berhasil mencatatkan laba bersih yang tertinggi sejak 2013, perseroan juga mampu meningkatkan kontribusi pendapatan data menjadi 94 persen, yang tertinggi di industri. Pendapatan data per akhir 2021 tercatat sebesar Rp 23,42 triliun, naik 5,4% Capex 2021 Rp9,92 triliunGoogle GambarDari sisi neraca, XL Axiata tetap mampu menjaga posisi neraca dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah utang meningkat sepanjang 2021. Tercatat, utang kotor meningkat 9,9 persen YoY dan utang bersih meningkat 19,2 persen YoY. Sedangkan Free Cash Flow FCF berada pada tingkat yang sehat, meskipun turun sebesar -51,3 persen ke angka Rp 3,37 triliun. Itu karena adanya peningkatan belanja modal capex untuk mendukung pembangunan jaringan dan peningkatan pelayanan kepada membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, XL Axiata telah membelanjakan capex yang lebih besar. Sepanjang tahun 2021, capitalized capex meningkat 61,2 persen YoY menjadi Rp9,92 triliun, dan rencananya di tahun 2022 ini XL Axiata juga akan mengalokasikan belanja modal dengan nilai relatif sama sekitar Rp 9 triliiun."Kami telah membelanjakan capex yang lebih besar pada tahun 2021 ini untuk meningkatkan kualitas jaringan serta meningkatkan digitalisasi guna menghadirkan customer experience yang terbaik. Fokus kami bukan untuk merespon persaingan tarif layanan, tetapi lebih pada memberikan customer experience terbaik dan menciptakan nilai bagi pelanggan kami,” jelas Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini dalam keterangan tertulis, Senin 21/2/2022.2. Tak ada utang demonisasi dollarIlustrasi dolar AS ANTARA FOTO/Sigid KurniawanDian menjelaskan, rasio utang bersih terhadap EBITDA juga masih baik mencapai 0,6x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi US Dollar. Sebesar 70 persen dari pinjaman yang ada saat ini berbunga mengambang floating dan pembayarannya masih dapat dikelola hingga dua tahun ke 2021 imbuhnya, beban biaya operasional meningkat 4 persen YoY menjadi Rp13,47 triliun dari Rp 12,95 triliun di tahun sebelumnya. Meningkatnya biaya operasional ini dipengaruhi dari meningkatnya beban biaya regulasi serta biaya penjualan dan juga berhasil menjaga ARPU blended di angka Rp36 ribu, dengan jumlah pelanggan XL Axiata hingga akhir tahun 2021 ada sebanyak 57,9 juta dan tingkat penetrasi smartphone meningkat sebesar 4 persen YoY menjadi 92 persen. Hal ini menunjukkan kemampuan perseroan menjaga perkembangan pelanggan yang sehat. Baca Juga Bayar Tagihan XL Prioritas via Kartu Kredit BCA JCB Black Bonus Kuota 5GB 3. Tingkatkan kekuatan jaringanTeknisi melakukan perawatan perangkat Base Transceiver Station milik XL Axiata ANTARA FOTO/Ahmad SubaidiDian mengatakan, perseroan juga berhasil meningkatkan kekuatan jaringan untuk meningkatkan customer experience dan digitalisasi, yang pada akhirnya ikut mendukung efisiensi bisnis serta peningkatan Dian, konsolidasi dalam industri akan positif untuk persaingan karena telah menciptakan struktur industri yang lebih seimbang. Ini berarti fokus para pelaku pasar mustinya lebih tertuju pada customer experience daripada memainkan tarif. Karena itu, investasi XL Axiata pada jaringan serta digitalisasi menjadi strategi perseroan guna menyajikan customer experience akhir 2021, total jumlah BTS XL Axiata mencapai lebih dari unit, dengan BTS 4G meningkat menjadi Sementara, fiberisasi telah mencakup lebih dari 50 persen site. Area yang terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi sebanyak 458 kota/ Trafik data meningkat pesat hingga 34 persenTrafik penggunaan layanan PT XL Axiata Tbk XL Axiata tercatat meningkat selama periode Ramadan hingga Idul Fitri 1442 Hijriah. IDN Times/Istimewa.Terus meningkatnya kekuatan jaringan XL Axiata searah dengan tingkat penggunaan layanan data yang lebih tinggi oleh pelanggan. Selama periode 12 bulan di 2021, trafik data XL Axiata meningkat pesat hingga naik 34 persen YoY ke Petabyte. Hal ini juga selaras dengan kecepatan akses internet meningkat sebesar 20% sejak awal internet yang lebih cepat berdampak positif pada pemakaian aplikasi digital, termasuk aplikasi milik perusahaan, yaitu “myXL” dan “Axisnet”. Pada kedua aplikasi yang antara lain menawarkan berbagai paket layanan dan juga sarana customer service kepada pelanggan tersebut, masing-masing mengalami peningkatan hingga 3,5x dalam pengguna aktif bulanan sejak awal pandemik."Dengan demikian, peningkatan investasi yang telah XL Axiata implementasikan telah terbukti sangat mendukung peningkatan performa bisnis, terutama pada sisi efisiensi biaya serta peluang untuk meningkatkan penjualan produk," papar Peluang bisnis 2022google imageMenurut Dian, ada sejumlah peluang positif industri telekomunikasi Indonesia 2022 bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk dapat meningkatkan performa ke depan. Peluang-peluang tersebut yakni pertama, pemulihan ekonomi diprediksi akan bisa terlaksana seiring dengan diprediksi akan meredanya COVID-19 pada tahun 2022."Ini berarti pertumbuhan ekonomi siap untuk pulih lagi. Kedua, cara kerja digital, termasuk di lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari masyarakat, akan menciptakan permintaan jangka panjang struktural untuk data," potensi peningkatan permintaan untuk layanan fixed broadband FTTH karena tuntutan bekerja dari rumah dan kerja secara hibrida. Kemudian juga terkait keberadaan Omnibus Law, di mana regulasi ini membawa peluang positif jangka panjang bagi industri melalui efisiensi capex dan opex untuk 5G serta manfaat Berupaya memperkenalkan layanan konvergensiPresiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini kiri bersama dengan Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata, I Gede Darmayusa kanan mencoba demo layanan 5G yang tersedia di XL Center, XL Axiata Tower, Jakarta, Rabu 18/8/2021. IDN Times/ menyampaikan, sesuai visi untuk menjadi the no 1 Converged Operator in Indonesia, perseroan terus berupaya memperkenalkan layanan konvergensi sekaligus meningkatkan manfaatnya. Hasilnya, penetrasi layanan konvergensi ini telah mencapai 11 persen."Ini menunjukkan kuatnya permintaan atas produk ini. Akuisisi Linknet yang baru saja dilakukan akan sangat mendukung pengembangan produk konvergensi ini di masa mendatang," jelasnyaDian menilai, peluang pengembangan layanan konvergensi yang sangat luas di masa mendatang. Di satu sisi, layanan ini akan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan untuk produk yang bisa menghadirkan akses internet cepat dan stabil, bisa digunakan satu keluarga, serta memberikan banyak kemudahan dan manfaat tambahan, seperti akses ke layanan hiburan."Di sisi lain, secara bisnis, layanan konvergensi juga akan meminimalkan tingkat churn serta meningkatkan loyalitas pelanggan. Dengan akuisisi Linknet, hal ini akan sangat mendukung pengembangan bisnis konvergensi ke depannya. Baca Juga XL Axiata Beri Akses 5G Gratis di Titik Strategis Sirkuit Mandalika

laporan keuangan tahunan pt xl axiata tbk